The Phase I've been Through


Hai, Catte disini. Eh udah kayak intronya gadget in wkwkwkk. Halo semua, apa kabar, saya berharap kalian semua disana dalam keadaan sehat wal’afiat di tengah pandemi ini, dan bagi yang sedang sakit baik secara jasmani maupun rohani, semoga tulisan di blog ini bisa menghibur dan menemani kalian yaa, semoga lekas sehaaat 😊. Hari ini for the first time and forever saya dapat WFH hiks, meskipun jarak 5 menit ditelfonin mulu wkwkwk. Yaudahlah yah yang penting WFH. I’ve been doing a lot of things recently, dengan diri sendiri tentunya, sok asik sendiri, ketawa sendiri, ngomong sendiri (eh). Mulai menekuni hal-hal yang sebelumnya terlupakan, mulai dari keep on going belajar gitar, olahraga syantik, desain grafis, fotografi, makan-makanan bergizi dan imunisasi (lah). Tapi ternyata saya baru sadar kalau selama ini banyak hal dan tempat asik yang saya lewatkan, disitulah saya kembali banyak-banyak bersyukur atas nikmat dan kesempatan yang masih Allah kasih buat saya. Masih bisa ngerasain indahnya kebebasan yang tentunya dalam artian baik ya, bukan bebas kayak aing maung gitu wkwkkwwkwk. Bebas menekuni hobi, bebas bertemu orang banyak, bebas beropini, bebas melakukan aktivitas, bebas memilih dan menentukan prioritas, bebas mau malas malasan tanpa harus ada alasan. Saya sempat lupa, kalau  dasarnya saya adalah anak yang apa aja dijalanin, selama baik, semua hal diusahakan meskipun serba keterbatasan dan penuh rasa ingin tahu, saya sempat mati suri di satu zona nyaman yang ternyata semu dan sementara. But here we go, I’m back with 2000% consciousness, yang aww seger banget kek habis ditampol ceker mercon pengkolan.

Sebenernya saya ngga tahu sih target market dari tulisan ini tuh masyarakat dengan karakter apa gitu, tapi yaudahlah yah, semoga siapapun dengan kondisi serupa relatable dan bisa mencerna kamsud saya disini. I have a few things to share to you guys, and I wish we would be a better person ahead dengan menjadi orang yang selalu bersyukur dan ngga lupa kembali ke fitroh kita, tanpa ada maksud menggurui tentunya 😊. So these are the things I’ve always be grateful about:



“I never make an excuse to do bad things even I’m in my deepest sorrow”

Mungkin karena dari awal saya bukan anak yang punya akses untuk neko-neko dan juga males hidup ribet dengan permasalahan, menghindari risiko jangka panjang yang bisa merugikan orang lain, soalnya hidup reguler dengan diri sendiri aja tuh udah ribet. Juga menurut saya, kita harus bisa bertanggung jawab atas permasalahan kita sendiri, terutama semakin dewasa seseorang, lebih baik kita bisa selalu menimbang segala sesuatu, baik ngga ya, worth it ngga ya, kalau di ekonomi namanya cost and benefit analysis, waciaaaaaatt. Ingat, orangtua, berbakti aja masih ngga teteh, kok malah mau nyusahin seumur hidup. Atau, mohon maaf, kalau udah ngga ada orangtua, you’ve to do the best for yourself and people who believe in you.

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)

Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)



“Find peace within MYSELF, I did not hesitate to cry, I did not try to find any other places to rest instead MYSELF”

“Coba deh kamu kenalan sama orang lain”. I couldn’t agree. Jangan lari, hadepin dengan gagah (meskipun saya cewek wkwkwk), musuhmu itu dirimu sendiri, dirimu yang cengeng, sisimu yang masih ingin dibelai, pergi dengan keadaan rapuh, cuma bakal bawa luka buat orang lain. Saya pribadi bukan penganut paham “I’ve to be with someone better, I have to be greater, I have to be prettier, I have to be more success”, heey dikira saya Angelina Jolie apa. Menurut saya pribadi, kita harus bisa menyembuhkan diri sendiri dengan berserah, kembaliin aja semua ke Allah yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Ketika kamu teringat kata-kata yang buat hatimu kurang enak, istighfar, tarik napas, senyum, dan balas kata kata itu dalam hati dengan hal positif. Misal: “Miskin, keluargamu beban”, maka saya akan bilang “Iya benar, saya lahir dari keluarga ekonomi lemah, tapi saya bisa jadi apapun dan mengusahakan apapun dengan kemampuan saya sendiri, saya akan membahagiakan keluarga saya apapun yang terjadi”. See, gampang kan?. Saya selalu gitu ketika ada sekelebat ingatan kurang enak. Nangislah kalau memang lagi pengen, tapi jangan keterusan, coba bangun blockade dengan mindset positif semacam tadi. Mungkin beberapa orang mikir indikator move on adalah ketika kamu punya gebetan baru. Silahkan. Tapi buat saya move on itu adalah kita yang udah mampu berdamai dengan diri sendiri, memaafkan diri sendiri, menerima diri sendiri, dan selalu berusaha memperbaiki diri. Bahagia itu sejatinya berasal dari diri sendiri, gimana kita mau bahagiain orang lain kalau kita sendiri ngga bahagia? Gimana kita mau perhatian sama keluarga orang lain kalau kita sendiri cuek sama keluarga kita di kampung halaman? Begitulah kira kira. Mulailah kembali dengan hati yang sehat, kalau ngga sehat, we will repeat the same toxic cycle, just like a virus, it will never end tho, cut the wire 😊.

بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

“(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. AL Baqarah: 112)



“Be unequivocal to myself”

Jangan mudah terbuai, jangan look back, trust me, forgive is different with getting easy on things. Ada banyak jenis manusia. Ada yang worth it untuk kita jalin silaturahminya, ada yang lebih worth it buat di cut-off from our life. Pandai-pandai ngebedain. Jangan sampai harga diri kita diinjek-injek kesekian kalinya. Jangan kasih akses buat ngintip hidup kita, jalani masing-masing aja, kalau masih ganggu, gausah pakai punten-punten akang gendang, senggol bacok aja wkwkwwkwkwk. Yang tegas, buat kebaikan kita kedepannya, jangan kasih kesempatan buat siapapun bringing you down, you don’t deserve it.



“Coupe d’Icare: everything starts from a story”

Pernah dengar tentang Icarus di mitologi Yunani nggak? Kisah Icarus si manusia terbang ini jadi inspirasi yang sekarang kita kenal sebagai paragliding, sampai ada festival tahunannya yang dinamain ‘Coupe d’Icare’ atau Piala Icarus di Perancis. Tapi tapi, pernah ngga sih kita bayangin, eh bisa gitu ya manusia terbang, kemudian dari sebuah cerita manusia mikir, dan kemustahilan yang dipikir sebelumnya ngga bakal kejadian ternyata kewujud. Bukannya memang sejak dulu kita sudah diberkahi sama yang namanya kemampuan untuk berusaha? Kita kenalnya ‘ikhtiar’. Semua yang kelihatan sulit, bisa kok kita lalui, dengan ikhtiar dan doa. Kalau ngga ada cerita, manusia ngga akan mikir, kalau ngga ada kesulitan, manusia ngga akan bertahan hidup karena ngga ada yang perlu diselesaikan, otaknya mati. Bersyukur, Allah kasih kesulitan, kasih ujian, soalnya masih sayang saya umatnya. Kalau udah ngga peduli nih, bisa aja kita dibiarin hidup sesuka jidat, atau buat kerusakan, atau dibiarin nyiksa diri tanpa tahu mau kemana kecuali neraka. Allah kasih ujian karena mau kasih kita tujuan. Dan ngga semua kelihatan langsung saat itu juga. Ada ujian kesabaran, ada ujian pertemanan, ada ujian kesetiaan, ada ujian keikhlasan, ada ujian agar kita lebih fight, ada ujian agar kita lebih rendah hati, banyak. Kalau udah lulus gimana mbak? Yuk kita lihat bareng nanti, hati kita jadi gimana 😊.

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

“..Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” – (Qs At-Talaq: 3)


Have you finish? Let’s begin the journey!

Ketika saya udah sadar, sudah back to my sense, saya mulai ingat apa-apa aja yang belum direalisasi, mulai dari wujudin mimpi orang tua, cicilan rumah, dan juga keinginan studi lanjut. Tabungan nikah dialokasikan buat lainnya dulu, karena dirasa ngga perlu dalam waktu dekat wkkwkwk. “Aduh susah ya, emang bisa?”, hey maemunah, kalau ngga susah namanya bukan mimpi (ngomong sendiri). There are a lot of things I want to do with myself, dan mulai sekarang ngga bakal ragu-ragu lagi, gaboleh ada yang interfere my dreams, I’m a grown up, I’m working for my dreams, and my family. “Jangan gitulah nanti cowok minder, ga laku loh”, hey bambang, jodoh itu di tangan Allah, jodohmu cerminanmu, kalau kita berusaha yang terbaik buat hidup kita, saya yakin jodoh saya juga sedang berusaha yang terbaik untuk hidupnya, yang penting sekarang, yuk berjuang, buat dirimu sendiri dan orang-orang terkasih!

 

هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

“Dialah (Allah) yang menjadikan bumi itu mudah bagimu (untuk ditelusuri), maka berjalanlah (bepergianlah) ke segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (Al-Mulk/67:15)

Pictures taken by Cattetiana Dhevi, Location: Situ Gunung Lake & Suspension Bridge, Sukabumi, West Java.

Comments

Popular Posts