The Phase I've been Through
Sebenernya
saya ngga tahu sih target market dari tulisan ini tuh masyarakat dengan
karakter apa gitu, tapi yaudahlah yah, semoga siapapun dengan kondisi serupa relatable
dan bisa mencerna kamsud saya disini. I have a few things to share to you guys,
and I wish we would be a better person ahead dengan menjadi orang yang selalu
bersyukur dan ngga lupa kembali ke fitroh kita, tanpa ada maksud menggurui
tentunya 😊. So these are the things I’ve always
be grateful about:
“I never make an excuse to do bad things even
I’m in my deepest sorrow”
Mungkin
karena dari awal saya bukan anak yang punya akses untuk neko-neko dan juga males
hidup ribet dengan permasalahan, menghindari risiko jangka panjang yang bisa
merugikan orang lain, soalnya hidup reguler dengan diri sendiri aja tuh udah
ribet. Juga menurut saya, kita harus bisa bertanggung jawab atas permasalahan
kita sendiri, terutama semakin dewasa seseorang, lebih baik kita bisa selalu
menimbang segala sesuatu, baik ngga ya, worth it ngga ya, kalau di ekonomi namanya
cost and benefit analysis, waciaaaaaatt. Ingat, orangtua, berbakti aja masih
ngga teteh, kok malah mau nyusahin seumur hidup. Atau, mohon maaf, kalau udah
ngga ada orangtua, you’ve to do the best for yourself and people who believe
in you.
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ (6) صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ
عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ (7)
“Tunjukilah kami jalan
yang lurus, (yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada
mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang
sesat.” (QS. Al-Fatihah: 6-7)
“Find peace within MYSELF, I did not hesitate
to cry, I did not try to find any other places to rest instead MYSELF”
“Coba
deh kamu kenalan sama orang lain”. I couldn’t agree. Jangan lari, hadepin
dengan gagah (meskipun saya cewek wkwkwk), musuhmu itu dirimu sendiri, dirimu
yang cengeng, sisimu yang masih ingin dibelai, pergi dengan keadaan rapuh, cuma
bakal bawa luka buat orang lain. Saya pribadi bukan penganut paham “I’ve to
be with someone better, I have to be greater, I have to be prettier, I have to be
more success”, heey dikira saya Angelina Jolie apa. Menurut saya pribadi,
kita harus bisa menyembuhkan diri sendiri dengan berserah, kembaliin aja semua
ke Allah yang Maha membolak-balikkan hati manusia. Ketika kamu teringat kata-kata
yang buat hatimu kurang enak, istighfar, tarik napas, senyum, dan balas kata
kata itu dalam hati dengan hal positif. Misal: “Miskin, keluargamu beban”, maka
saya akan bilang “Iya benar, saya lahir dari keluarga ekonomi lemah, tapi saya
bisa jadi apapun dan mengusahakan apapun dengan kemampuan saya sendiri, saya akan
membahagiakan keluarga saya apapun yang terjadi”. See, gampang kan?. Saya
selalu gitu ketika ada sekelebat ingatan kurang enak. Nangislah kalau memang lagi
pengen, tapi jangan keterusan, coba bangun blockade dengan mindset positif semacam
tadi. Mungkin beberapa orang mikir indikator move on adalah ketika kamu punya
gebetan baru. Silahkan. Tapi buat saya move on itu adalah kita yang udah mampu
berdamai dengan diri sendiri, memaafkan diri sendiri, menerima diri sendiri,
dan selalu berusaha memperbaiki diri. Bahagia itu sejatinya berasal dari diri
sendiri, gimana kita mau bahagiain orang lain kalau kita sendiri ngga bahagia? Gimana
kita mau perhatian sama keluarga orang lain kalau kita sendiri cuek sama
keluarga kita di kampung halaman? Begitulah kira kira. Mulailah kembali dengan
hati yang sehat, kalau ngga sehat, we will repeat the same toxic cycle, just
like a virus, it will never end tho, cut the wire 😊.
بَلَىٰ مَنْ أَسْلَمَ
وَجْهَهُۥ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ فَلَهُۥٓ أَجْرُهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ وَلَا خَوْفٌ
عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“(Tidak
demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia
berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.” (QS. AL Baqarah: 112)
“Be unequivocal to myself”
Jangan
mudah terbuai, jangan look back, trust me, forgive is different with getting
easy on things. Ada banyak jenis manusia. Ada yang worth it untuk kita jalin
silaturahminya, ada yang lebih worth it buat di cut-off from our life.
Pandai-pandai ngebedain. Jangan sampai harga diri kita diinjek-injek kesekian
kalinya. Jangan kasih akses buat ngintip hidup kita, jalani masing-masing aja,
kalau masih ganggu, gausah pakai punten-punten akang gendang, senggol bacok aja
wkwkwwkwkwk. Yang tegas, buat kebaikan kita kedepannya, jangan kasih kesempatan
buat siapapun bringing you down, you don’t deserve it.
“Coupe d’Icare: everything starts from a story”
Pernah
dengar tentang Icarus di mitologi Yunani nggak? Kisah Icarus si manusia terbang
ini jadi inspirasi yang sekarang kita kenal sebagai paragliding, sampai ada
festival tahunannya yang dinamain ‘Coupe d’Icare’ atau Piala Icarus di
Perancis. Tapi tapi, pernah ngga sih kita bayangin, eh bisa gitu ya manusia terbang,
kemudian dari sebuah cerita manusia mikir, dan kemustahilan yang dipikir
sebelumnya ngga bakal kejadian ternyata kewujud. Bukannya memang sejak dulu kita
sudah diberkahi sama yang namanya kemampuan untuk berusaha? Kita kenalnya ‘ikhtiar’.
Semua yang kelihatan sulit, bisa kok kita lalui, dengan ikhtiar dan doa. Kalau
ngga ada cerita, manusia ngga akan mikir, kalau ngga ada kesulitan, manusia
ngga akan bertahan hidup karena ngga ada yang perlu diselesaikan, otaknya mati.
Bersyukur, Allah kasih kesulitan, kasih ujian, soalnya masih sayang saya
umatnya. Kalau udah ngga peduli nih, bisa aja kita dibiarin hidup sesuka jidat,
atau buat kerusakan, atau dibiarin nyiksa diri tanpa tahu mau kemana kecuali
neraka. Allah kasih ujian karena mau kasih kita tujuan. Dan ngga semua
kelihatan langsung saat itu juga. Ada ujian kesabaran, ada ujian pertemanan,
ada ujian kesetiaan, ada ujian keikhlasan, ada ujian agar kita lebih fight, ada
ujian agar kita lebih rendah hati, banyak. Kalau udah lulus gimana mbak? Yuk kita
lihat bareng nanti, hati kita jadi gimana 😊.
وَيَرْزُقْهُ مِنْ
حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ
ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا
“..Dan
memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang
bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya.
Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya
Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” – (Qs At-Talaq: 3)
Ketika saya udah sadar, sudah back to my sense, saya mulai
ingat apa-apa aja yang belum direalisasi, mulai dari wujudin mimpi orang tua,
cicilan rumah, dan juga keinginan studi lanjut. Tabungan nikah dialokasikan
buat lainnya dulu, karena dirasa ngga perlu dalam waktu dekat wkkwkwk. “Aduh
susah ya, emang bisa?”, hey maemunah, kalau ngga susah namanya bukan mimpi
(ngomong sendiri). There are a lot of things I want to do with myself, dan
mulai sekarang ngga bakal ragu-ragu lagi, gaboleh ada yang interfere my dreams,
I’m a grown up, I’m working for my dreams, and my family. “Jangan gitulah
nanti cowok minder, ga laku loh”, hey bambang, jodoh itu di tangan Allah, jodohmu
cerminanmu, kalau kita berusaha yang terbaik buat hidup kita, saya yakin jodoh
saya juga sedang berusaha yang terbaik untuk hidupnya, yang penting sekarang,
yuk berjuang, buat dirimu sendiri dan orang-orang terkasih!
هُوَ الَّذِي جَعَلَ
لَكُمُ الْأَرْضَ ذَلُولًا فَامْشُوا فِي مَنَاكِبِهَا وَكُلُوا مِنْ رِزْقِهِ ۖ
وَإِلَيْهِ النُّشُورُ
“Dialah (Allah)
yang menjadikan bumi itu mudah bagimu (untuk ditelusuri), maka berjalanlah
(bepergianlah) ke segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan
hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan” (Al-Mulk/67:15)
Pictures taken by Cattetiana Dhevi, Location: Situ Gunung Lake & Suspension Bridge, Sukabumi, West Java.
Comments
Post a Comment