BAGIAN I: MENUA


Halo! Wah rasanya sudah lama ya sejak terakhir ngeblog. Tentunya banyak sekali cerita yang terlewat dan mungkin juga terlalu latepost untuk dibagikan. Sesuai janji saya ke banyak pihak, di kesempatan kali ini saya ingin share tentang pengalaman job seeking sampai akhirnya masuk PT Taspen (Persero), the oldest Indonesia Social Security, dari 1963 tjoy. Biar ngga kayak acara reality show gosip yang unfaedah, cerita kali ini bakal bahas seputar: 1. Setelah lulus kuliah sampai dapat kerja apa aja yang dilalui?; 2. Gimana pengalaman rekrutmen PT Taspen (Persero)?; 3. Gimana pandangan tentang harapan dan rejeki?. Juga biar ngga kevanjangan bikin pembaca meninggal, saya pecah jadi beberapa bagian postnyaa. Baiqlah markilai, mari kita mulai!.
Kalimat yang paling banyak saya dengar dari orang-orang adalah “Wah enak ya begitu lulus langsung dapat kerja”. Eng i eng, tidak semudah itu ferguso. Well, sayapun paham, ada begitu banyak orang di luar sana yang belum diberi kesempatan saat ini untuk berkarir, berapa banyak waktu, pikiran, tenaga dan materi yang telah di curahkan untuk mendapat gelar “employed”. Begitupun saya, saya berikhtiar di 23 perusahaan dengan bermodal ijazah freshgraduate dan pengalaman freelance yang mostly unrelated dengan jurusan kuliah. Bukan ujug ujug ketompo. Kira kira ini list yang pernah saya perjuangkan....







Kalau dikilas balik, begini kira-kira kejadiannya. Saya kelar sidang skripsi di bulan Februari 2018 dan dapat kesempatan wisuda di bulan Juni. Terus apa yang saya lakuin buat isi rentang waktu itu?. Sehari-hari sambil glutak-glutuk di kasur saya coba baca-baca tips membuat cv yang menarik, resume, meskipun belum tahu mau dikirim kemana tapi saya jaga-jaga kalau sewaktu-waktu dibutuhkan. Saya desain cv dengan simpel, komprehensif tapi ngga lebay. Beberapa rekan bilang cv saya bagus, jadi buat isi waktu luang saya tawarin jasa pembuatan cv dan juga desain lainnya. Selain itu saya tetep ngajar ekstrakurikuler di MIN 1 Malang, dan juga ngajar privat Bahasa Inggris untuk anak-anak dosen yang juga entah kenapa minta diprivatin oleh noob ini. Semua freelance itu tentunya untuk menyambung hidup anak yang duit jajan serta kosnya bergantung pada bidikmisi ini :’)


Selain kerja sambilan, saya mencoba balas budi kepada dosen saya, Bapak Yuli Soesetio yang sudah banyak membantu saya, dengan cara merealisasikan skripsi menjadi jurnal terindeks, tentunya harus diuji di konferensi internasional dulu, begitulah saya akhirnya ikut konferensi di Bali pada bulan Juli dan yes semuanya dibiayai beliau yang super baik hati. Alhamdulillah kabar terakhir beliau menyempurnakan penelitiannya sampai benar-benar jadi jurnal terindeks Scopus. Tersuper-daebak!. Begitulah kira-kira dan yes, itulah yang membuat saya sangat tergoda untuk sekolah lanjut.

Back to the things, Waktu itu saya juga ngga lupa buat akun di glints, jobstreet, dan benahin profil linkedin, sekaligus turn on notif untuk akun-akun jobseeker yang trusted. Masukin aplikasi ke sana sini, nyesuaikan isi cv sama tempat yang di-apply. Disela penantian, datang sebuah kesempatan, bulan Agustus sampai September saya  bekerja dengan Canon Asia sebagai translator dan fasilitator di XVIII Asian Games. Dan lagi, semua akomodasi de el el gratis tis tis. Selain pengalaman berharga di event besar, saya juga bersyukur bertemu tim dan bos yang sangat profesional. Mereka yang buat saya secara possible dapat hadir di tes tahap akhir Taspen. Yha begitulah aktivitas saya selama menjadi pengangguran terselubung.
Pertama kali mendaftar Taspen, saya di dorong sama temen kos sekaligus sahabat saya sebut saja Dina Asrina. Singkat cerita dia ngedumel soal uang pensiun Ayahnya yang sempat ngga keluar entah kenapa. Dari omelan tadi terucaplah doa (atau lebih pas disebut kutukan) “kerjoo ndek Taspen ageh awakmu (kerja di Taspen sana kamu)”. Begitulah kemudian seperti curse come true. Di bulan Juni Taspen membuka lowongan untuk program Management Trainee dan Non Management Trainee. Apa bedanya? Kalau dari persyaratan sih program NMT pendidikan akhir bisa start dari D3 sedangkan MT minimal S1 serta melampikan TOEFL dengan minimal skor 500. Sedangkan dari segi jenjang karir, MT seperti fast track karena kesempatan assessment lebih cepat. Dari segi tanggungan MT wajib membuat inovasi dan terakhir dari segi petualangan MT harus mau wajib berkelana. Ya saya mendaftar program MT. Tapi tidak menutup kemungkinan S1 dst mendaftar NMT, sangat diperbolehkan karena itu pilihan.


Ini si Dina


Semua informasi dan pengumuman tes ada di website www.rekrutmen.taspen.co.id dengan membuat akun pribadi. Setelah mengisi data diri, tes tahap administrasi yaitu submit hasil scan dokumen-dokumen dan juga cv. Total peserta saat itu ada 98.000 dan diambil sekitar 20.000 untuk tes tahap selanjutnya yaitu Tes Pengetahuan Umum dan Tes Bahasa Inggris. Pada tes ini pertanyaan yang muncul dari berbagai ilmu dan unpredictable, bahkan ada jawaban yang saya dapat karena suka baca webtoon :D. Selain itu pertanyaan seputar Taspen pun ada, tentunya pengetahuan tentang ekonomi dan pasar modal lebih dominan dan sangat terbantu dengan itu. Oh iya di sini ada 3 lembaga yang berperan dalam rekrutmen, yaitu LPPI, PPM, dan Prodia.


Sampai Tes Forum Group Discussion dan wawancara psikologis saya rajin bolak-balik Malang-Surabaya karena lokasi tes bertempat di Surabaya. Yang seru yaitu saat pengumuman wawancara dengan direksi, bertepatan dengan acara Asian Games, di sinilah saya merasa sangat bersyukur, dari Jakarta saya sampai di Surabaya pukul 03.30 dinihari dan tes wawancara pada pukul 07.00 harus sudah berada di KCU Surabaya. Niat hati tahan ngantuk, saya malah ketiduran sambil duduk di kursi dan bangun jam 08.00. Dengan nekat saya berangkat dan tiba pukul 08.30. Saat itu beberapa orang sudah masuk dan karena nama saya terlewat akhirnya dijadwalkan terakhir. Duh piye ya ceritanya, pokoknya capek campur pengen mewek rasanya, saat itu saya diwawancara oleh mantan Direktur Investasi dan dikorek habis-habisan tentang keuangan dan juga investasi. Aku hanyalah upil di depan beliau. Saat itu juga bertepatan dengan tes wawancara BFI Finance tapi karena nggak memungkinkan saya ngga hadir. Begitulah memang sudah jodoh sama Taspen sayapun lolos tes wawancara dan lanjut ke tes kesehatan. Beberapa hari sebelum tes kesehatan saya puasa minum kopi, soda, susu, juga masako :’). Setelah digrepe-grepe sana sini dan dilihatin ambil sampel urin sama petugas yang hhhnnggggg mind blown ceunah, beberapa minggu kemudian saya mendapatkan akun saya berisi “SELAMAT” .....hari lebaran, pffftt. Intinya saya lolos.


Surabaya Region Squad


Mungkin ekspektasi temen-temen freshgraduate pas baca postingan ini adalah secercah tips dan trick. Tapi sejujurnya saya ngga punya tips khusus. Dugaanku, saya terlatih dari tes-tes sebelumnya. Yang awalnya suka puyeng ngerjain Kraeplyn, makin lama makin berkurang puyengnya, pas tes nggambar makin abstrak gambarannya :’D. Intinya justru karena sudah tes kesana kemari saya jadi kebiasa ngerjain soal dan sedikit tahu pola dan jenis pertanyaan yang biasanya muncul. Bahkan tes Taspen ini yang menurut saya paling saya nggak ada persiapan khusus, lebih banyak pasrah dan makan cilok di rumah Yesi (adek tingkat yang menampungku selama di Surabaya). Persiapannya malah lebih banyak rileks, sarapan dipantau sama orangtua Yesi, intinya kalo mau tes usahain jangan stres duluan.

Comments

Popular Posts